Mungkin bagi pembaca ada sebagian yang masih Bujangan dan Gadis, tapi bagi sebagian pembaca ada juga yang sudah punya anak bahkan cucu mungkin, nah ini share saja berbagi pengalaman sesama pembaca, mudah-mudahan bermanfaat bagi ibu-ibu yang baru dan ibu ibu yang mendekati expired (dah berhenti beranak), hehe...
Awal mula saya tulis coetan ini adalah pengalaman saya yang baru pertama kali punya anak. Berawal ketika terlihat di seputaran ketiaknya ada bintik merah seperti biang keringat,. pertamanya saya acuhkan. tiga hari gak kunjung hilang, malahan semakin bertambah banyak dan ada benjolan berwarna hitam di sekitar bintik-bintik merah tersebut.
saya kira hanya biang keringat yang kalau kata orang sunda mah enog kesang (telur keringart-red), hehe... karena tiga hari gak sembuh maka saya punya nisiatif membuat tamba, (obat-red) atau orang sini menyebutnya Cebor/Panyebor. tiga hari berlalu setelah membuat panyebor (air doa buat mandi) tersebut bintik nya gak kunjung hilang, malah bertambah ke bagian dagu.
Akhirnya kita berangkat ke dokter, berangkat jam 16.00 WIB ternyata dokter bau ada jam 17.00WIB, padahal waktu di plang nya jam 16.00 WIB, apa mungkin saya yang salah apa mungkin memang dokternya yang terlambat wallahu a'lam....
Akhirnya nama anak saya di panggiltepat Pukul 18 kurang seuluh menit, hehe.. masuklah ke ruangan dokter. diagnosa dan diagnosa maka divonis lah bahwa anak saya kena kuman yang saya lupa nama kumannya, duh prolognya panjang banget jadi cuhat segala.
Nah kenali dan waspadai gejala-gejala bintik-bntik merah seperti biang keringat pada anak.
berikut jenis-jenis dan penanganannnya :
Di antara berbagai gangguan kulit, ada lima masalah kulit yang
umumnya terjadi pada kulit si buah hati, yakni Eksim susu atau
dermatitis atopik, sarap atau dermatitis seboroik, dermatitis popok dan
infeksi bakteri.
1. Eksim susu/ Dermatitis atopik
Gangguan
kulit ini berupa radang kronik berulang, gatal, hipersensitif dan
merupakan faktor genetik. Gangguan ini paling banyak diderita bayi
sebelum usia lima tahun.
Menurut Spesialis kulit Dr Titi
Lestari Sugito SpKK(K), penyebab dermatitis atopik masih belum diketahui
secara pasti. Faktor pemicunya diduga berasal dari dalam seperti
genetik, kimiawi dan imunologi ataupun dari luar seperti lingkungan dan
alergen.
Solusi: Penanganan dermatitis atopik dilakukan
dengan menurunkan gejala dan mencegah kekambuhan. "Perawatan dan
kebersihan kulit sangat penting. Biasanya dermatitis atopik ditandai
dengan kulit yang lebih kering. Orangtua harus selalu menjaga kelembaban
kulit," katanya pada Talkshow Parents and Johnson Baby di Epicentrum
Walk, Sabtu, 7 Agustus 2010.
2. Dermatitis Seboroik
Gangguan
kulit ini banyak dialami bayi berusia 4-6 minggu. Tanda-tandanya
diantaranya kulit bersisik, merah dan berminyak terutama di bagian
kepala, muka, telinga, dada dan daerah lipatan. "Penyebabnya belum
diketahui. Dan biasanya semakin membaik seiring bertambahnya usia bayi."
Solusi:
Dr Titi menyarankan menghilangkan kerak dengan emolien/minyak,
keratolitik atau sampo yang sesuai. Selain itu, penggunaan krim
diperlukan untuk menurunkan kemerahan dan gatal.
3. Dermatitis Popok/ Diaper Rush/ Eksim popok
Biasanya
eksim popok terjadi pada area yang tertutup popok. Penyebabnya karena
pemakaian popok yang salah, kurang bersih saat bayi buang air besar atau
kecil, gesekan dengan popok dan kulit lembab. "Separuh bayi laki-laki
dan perempuan usia beberapa minggu hingga 18 bulan pernah mengalaminya,
tetapi ruam popok paling banyak diderita bayi usia 6-9 bulan."
Solusi:
Dr Titi menyarankan untuk mencegah ruam popok, gantilah popok segera
setelah si bayi buang air besar, dan bersihkan kulit dan lipatan seksama
setelah bayi buang air. Bila buang air besar, bersihkan kulit bayi
dengan air dan sabun lalu oleskan salap/emolien.
4. Miliaria atau biang keringat
Terjadi
pada daerah yang banyak berkeringat seperti dahi, dada dan punggung.
Penyebab biang keringat paling banyak karena udara panas, lembab serta
kurangnya kebersihan kulit.
Biang keringat atau bisa disebut milliaria ini memiliki beberapa jenis diantaranya
- Milliaria rubra. Biasanya gejala yang ditimbulkan ialah adanya benjolan merah yang datangnya bersamaan dengan rasa gatal yang luar biasa. Tempat berkembangnya ialah leher dan daerah punggung.
- Milliaria kristalina. Biang keringat ini tidak menimbulkan rasa gatal dan biasanya disebabkan oleh
- Adanya beberapa bentuk seperti titik-titik air pada kulit dan tidak berwarna merah
- Bintik-bintik kecil pada kulit anak namun terlihat jernih layaknya kristal dengan ukuran 1-2 mm diameternya.
Untuk bisa mengobati jenis biang keringat ini sebaiknya menempati
daerah yang terasa dingin , dengan begitu keringat pun tidak akan
bertambah. Jangan mengolesi kulit dengan salep karena terkadang bisa
menambah luas daerah biang keringat yang dialami. Jenis pengobatan yang
digunakan ialah bedak bagi bayi dan juga bisa menggunakan tepung kanji.
Solusi: Untuk mencegah dan
mengobati biang keringat, perhatikan aliran udara, jaga kebersihan kulit
dan pakaikan bayi dengan pakaian ringan dan dapat menyerap keringat.
5. Infeksi Bakteri
Contoh
gangguan kulit karena infeksi bakteri, di antaranya bisul, koreng dan
cacar monyet. Penyebabnya antara lain bakteri Staphylococcus aureus dan
Streptococcus B hemolyticus. Untuk mengobati dan mencegahnya, jaga
kebersihan kulit dengan mandi dan sabun, menjaga gizi anak serta
penggunaan salap antibiotik.
Nah kalo sudah ke dokterkan repot, mending dijaga sebelum terjadi... sayangi buah hati sepenuh hati...
Terakhir
TIPS : Untuk mengetahui bagaimana
cara mengatasi bintik merah pada kulit bayi dan apa obat yang tepat agar
bayi tidak mengalami iritasi yang lebih parah, segeralah periksakan
bayi anda ke dokter.
kalau mengatsi bayi yang rewel bagaimana kang ?
BalasHapuskunjungi..www.cibubuaybelci.blogspot.com
Aya kang irwan, kedah dipangku ku bapa na. insya allah moal rewel geura. hehe...
Hapusnuhun ah tos sumping... siap meluncur